BAB I
PENGERTIAN
MANAJEMEN
A.
Pengertian dan Pentingnya Manajemen
1.
Pengertian
Manajemen
Manajemen berasal dari kata to
manage : mengatur. Jadi manajemen
itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diingini.
·
Apa yang
diatur?
Semua
unsur-unsur manajemen yang terdiri dari ( 6M : money, methods, materials, mechies,
men, and market)
·
Kenapa harus
di atur?
Agar 6M tersebut
lebih berdaya guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang
optimal.
·
Siapa yang
mengatur?
Adalah
pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui instruktur, sehingga 6M dan
semua proses manajemen tertuju dan terarah kepada tujuan yang diinginkan.
·
Bagaimana
mengaturnya?
Melaui
proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen. (Planning, organizing, directing,
and controlling).
·
Dimana harus
diatur?
Peraturannya
dapat dilakukan di dalam suatu organisasi, sebab dalam organisasi inilah tempat
kerja sama, proses manajemen, pembagian kerja, koordinasi, integrasi dilakukan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan tercapai.
Menurut beberapa pakar defini
manajemen:
·
Drs. Malayu
S.P Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia (SDM) dan sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
·
Andrew F.
Sikula
Manajemen adalah Manajemen pada
umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan
berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahan sehingga akan dihasilkan
suatu produk / jasa secara efisien.
·
G.R Terry
Manajemen adalah Suatu proses yang
khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan SDM dan sumber-sumber
lainnya.
·
Harold Koontz
and Cyril O’Donnel
Manajemen adalah Usaha mencapai tujuan
tertentu melalui kegiatan orang lain. (Manajer mengadakan koordinasi atas
sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanan, pengorganisasian,
penempatan, pengarahan, dan pengendalian).
2.
Pentingnya
Manajemen
Pada dasarnya manajemen itu penting
sebab:
·
Pekerjaan itu
berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri. Sehingga diperlukan pembagian kerja,
tugas, dan tanggung jawab dalam menyelesaikannya.
·
Perusahan
akan dapat berhasil, jika manajemennya yang diterapkan dengan baik.
·
Manajemen
yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang
dimiliki.
·
Manajemen
yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.
·
Manajemen
menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan 6M dalam
proses manajemen tersebut.
·
Manajemen
perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
·
Manajemen
mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
·
Manajemen
merupakan suatu pedoman pikiran atau tindakan.
·
Manajemen
selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.
B.
Filsafat dan Azas-azas Manajemen
Filsafat manajemen adalah kerja sama saling menguntungkan, bekerja
efektif dan dengan metode kerja yang baik untuk mencapai hasil yang optimal. Menurut
F.W Taylor “Kumpulan pengetahuan dan kepercayan yang memberikan dasar atau
basis yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masalah manajer”.
Para perintis
ilmu manajemen:
1.
Frederick
Winslow Taylor (1856-1915)
Seorang sarjana
teknik yang berasal dari AS dan pemimpin perusaan Bethlehem Steel Company. Ia dikenal sebagai bapak manajemen
berdasarkan ilmu ( Scientific Management). Penelitian ini memusatkan pada
efisiensi kerja manusia dan mesin dengan jalan meneliti gerakan-gerakan dan
waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang. Pada tahun 1911 F.W
Taylor menerbitkan bukunya yang pertama: The
Principle of Scientific Managemen. Dalam penelitian itu dimulai dari buruh,
hingga tingkat manajer ( shop level).
2.
Henry
Fayol (1841-1925)
Berasal dari Prancis
dan bekerja pada Commantry Chambault Company (Perusahaan
Tambang Batu Bara). Henry berhasil mengembangkan beberapa azas yang praktis dan
sederhana yang dapat digunakan dalam pekerjan manajer (POC3: planning,
organizing, coordinating, commanding, dan controlling).
Azas-azas manajemen
Azas (prinsip) adalah suatu pernyataan
fundamental atau kebenaran yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan.
Azas-azas umum manajemen menurut:
1. Henry Fayol
·
Division of
work (azas pembagian kerja)
Adanya
keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua pekerjan yaitu:
keterbatasan waktu, keterbatasan dalam pengetahuan, kemampuan, dan keterbatasan
perhatian.
·
Authority and
Responsibility (azas wewenang dan tanggung jawab)
Wewenang dan
tanggung jawab harus seimbang, wewenang menimbulkan hak dan tanggung jawab menimbulkan kewajiban. Hak dan kewajiban menyebabkan interaksi / komunikasi
antara atasan dan bawahan.
·
Discipline (azas
disiplin)
Adanya
perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan.
·
Unity of
Command (azas kesatuan pemerintah)
Setiap bawahan
hanya menerima perintah dari atasan dan bertanggung jawab hanya kepada seorang
atasan pula.
·
Unity of
Direction (azas kesatuan jurusan / arah)
·
Subordination
of individual interest into general interest (azas kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi)
·
Renumeration
of Personnel (azas pembagian gaji yang wajar)
·
Centralization
(azas pemusatan wewenang)
·
Scalar of
Chain(azas hierarki atau azas rantai berkala)
·
Order (azas
keteraturan)
·
Equity (azas
keadilan)
·
Iniatif (azas
inisiatif)
·
Esprit de
Corps (azas kesatuan)
·
Stability of
Turn-over personnel (azas kestabilan masa jabatan)
2. F.W Taylor
·
Pengembangan metode-metode
kerja yang terbaik.
·
Pemilihan
serta pengembangan para pekerja.
·
Usaha untuk
menghubungkan dan mempersatukan metode kerja yang terbaik dengan para pekerja
yang terpilih dan terlatih.
·
Kerja sama
yang harmonis antara manajer dan non manajer.
3. Harrington Emerson
·
Memberikan
batasan tujuan dengan tegas.
·
Pikiran yang
sehat.
·
Nasihat
(konsultasi) yang konsekuen.
·
Tata tertib.
·
Penjelasan
yang jujur.
·
Laporan yang
dapat dipercaya, segera dan memadai.
·
Pengiriman
(Penyaluran).
·
Standarisasi
dan penjadwalan.
·
Keadaan yang
distandarkan.
·
Standar
operasi.
·
Pengubahan
instruksi praktis yang standar.
·
Penghargaan
keefektifan.
C.
Manajemen dan Manajer
1. Tingkatan manajemen
·
Manajemen
puncak ; Klasifikasi paling tinggi, (Ex: Presiden direktur, Wakil direktur, Sekretaris
perusahaan, Kepala perwakilan).
·
Manajer
menengah ; Klasifikasi menengah, (Ex: Kepala departemen, Manajer cabang, Kepala
pengawasan).
·
Manajer lini
pertama ; Klasifikasi atau tingkatan paling rendah, First line / first level (Ex: Mandor, Penyelia teknik, Kepala seksi).
·
Non
Manajerial ; Merupakan karyawan operasional, (Ex: Tenaga penjualan, Pembukuan, Karyawan).
2.
Manajer-manajer
fungsional dan umum
|
|
|
Gambar
1.1 Manajer-manajer fungsional dan umum
3.
Fungsi-fungsi
manajemen
|
Gambar 1.2
Fungsi-fungsi manajemen
4.
Kegiatan-kegiatan
manajer
Gambar
1.3 Kegiatan-kegiatan manajer
BAB II
PERKEMBANGAN
TEORI MANAJEMEN
A.
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen
Perkembangan teori manajemen terjadi
sangat pesat, oleh karena itu perlu diketahui proses perkembangan teori-teori
dan prinsip-prinsip manajemen. Ada tiga aliran pemikiran manajemen yang ada
yaitu: 1) Aliran klasik, 2) Aliran hubungan manusiawi, dan 3) Aliran manajemen
modern.
1.
Aliran
klasik
a.
Teori manajemen klasik
Disebut zaman manajemen ilmiah
(evolusi pada abad 19) yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan sesuatu
pendekatan manajemen yang sistematik.
·
Robert owen
(1771-1858), Ia seorang manajer
beberapa pabrik pemerintah kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan
pentingnya unsur manusia dalam produksi.
·
Charles
babbge (1792-1871), Ia seorang
profesor matematika di Inggris, yang mana menganjurkan pertama kali prinsip
pembagian kerja melalui spesialisasi dan juga menciptakan alat perhitungan
(calkulator) mekanisme pertama, serta mengembangkan program-program pertama
bagi komputer.
b.
Manajemen ilmiah (1870-1930)
Aliran ini ditandai kontribusi
–kontribusi dari:
·
Frederick W.
Taylor (1856-1915), Ia telah memberikan prinsip-prinsip dasar (filsafat)
penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah
teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. 4 prinsip dasar tersebut adalah:
- Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen
- Seleksi ilmiah untuk karyawan
- Pendidikan dan pengembangan ilmiah karyawan
- Kerja sama yang baik antara manajemen dengan karyawan
·
Frank dan
Lilian Gilberth (1861-1919), seorang
pelopor pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik
manajemen yang diilhami Taylor.
·
Henry L.
Gantt, konstribusinya adalah penggunaan metoda grafik
(bagan Gantt) untuk perencanan, koordinasi, dan pengawasan produksi. Teknik scheduling modern dikembangkan atas
dasar scheduling produksi dari Gantt.
·
Harrington
Emerson (1853-1931), konstribusinya adalah masalah pemborosan dan ketidak
efisienan. Emerson mengemukakan 12 prinsip efisien:
- Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas
- Kegiatan yang dilakukan masuk akal
- Adanya staf yang cakap
- Disiplin
- Balas jasa yang adil
- Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat, dan SI, serta akuntansi
- Pemberian perintah perencanan
- Adanya standar-standar dan skedul-skedul metoda waktu setiap kegiatan
- Kondisi yang distandarkan
- Operasi yang distandarkan
- Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar
- Balas jasa efisien
Teori organisasi, aliran ini ditandai
kontribusi –kontribusi dari:
·
Henri Fayol
(1841-1925), Ia seorang
industriallis Prancis, mengemukakan teori dan teknik-teknik admnistrasi sebagai
pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisasi yang kompleks. Dalam teori
administrasinya Fayol merinci 5 unsur:
1) Perencanaan,
2) Pengorganisasian,
3) Pemberian perintah,
4) Pengkoordinasian, dan
5) Pengawasan.
·
James D.
Mooney, Ia seorang eksekutif general
motor yang mana mendefinisikan organisasi sebagai kelompok dua atau lebih yang
bergabung untuk tujuan tertentu. Menureut Mooney ada 4 kaidah dasar dalam
merancang organisasi yaitu :
1) Koordinasi ; wewenang, saling
melayani, dokrin/perumusan tujuan, dan disiplin
2) Prinsip skalar ; mempunyai prinsip,
prospek
3) Prinsip fungsional ; macam-macam
tugas
4) Prinsip staf ; kejelasan perbedaan
antara staf dan lini.
·
Mary Parker
Follett (1868-1933), pemikiran
berdasarkan kerangka klasik, tetapi memperkenalkan beberapa unsur-unsur baru
tentang aspek-aspek hubungan manusiawi. Follett adalah orang yang pertama kali
menerapkan psikologi pada perusahaan, industri, dan pemerintah.
·
Chaster
I.Barnard (1886-1961), seorang
presiden Bell Telephone di New Jersey, Ia memandang organisasi sebagai sistem
kegiatan yang diarahkan pada tujuan.
2.
Aliran
Hubungan Manusiawi (Perilaku manusia atau Neoklasik)
Aliran ini ditandai kontribusi–kontribusi
dari:
·
Hugo
Munsterberg (1863-1916), sebagai
pencetus psikologi industri / bapak spikologi industri. Ia mengemukakan 3 cara
mencapai tingkat produktifitas :
1) penemuan best pssible person
2) penciptaan best pssible person
3) Penemuan best pssible person untuk memotivasi karyawan.
·
Elton Mayo
(1880-1949), Percobaan-percobaan Hawthorne “Hubungan
manusiawi” yang mana menggambarkan cara
dimana manajer berintegrasi dengan bawahannya.
·
Elton Mayo dan asisten risetnya Fritz J. Roethlisberge serta William J.
Dickson (1927-1932) yang mana mengadakan studi tentang perilaku
manusia dalam bermacam situasi kerja : produktivitas, upah dinaikkan.
3.
Aliran
Manajemen Modern
Aliran ini berkembang melalui 2 jalur
yaitu :
a.
Perilaku
organisasi (aliran hubungan manusiawi)
Prisip-prinsip
dasar perilaku organisasi:
1) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan,
prosedur, prinsip)
2) Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang
digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati
3) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan
pendekatan manajemen individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi
4) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen
pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan
b.
Aliran
Kuantitatif (atas dasar manajemen ilmiah)
Langkah-langkah
pendekatan aliran kuantitatif (management science) yaitu:
1) Perumusan masalah
2) Penyusunan suatu model matematis
3) Mendapatkan penyelesaian dari model
4) Pengujian model dan hasil model yang didapatkan
5) Penetapan pengawasan atas hasil-hasil
6) Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
B.
Pendekatan Sistem Dan Pendekatan Kontingensi
1.
Pendekatan Sistem
Pendekatan ini bermaksud untuk
memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang mana terdiri dari bagian-bagian
yang saling berhubungan. Sebagai suatu
pendekatan manajemen, “sistem” mencangkup baik sistem-sistem umum / khusus dan
analisis tertutup maupun terbuka.
Gambar
2.1 Pendekatan sistem
2.
Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi dikembangkan
oleh para manajer, konsultan, dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan
konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata.
C.
Perkembangan teori manajemen dimasa mendatang
Ada 5 kemungkinan arah perkembangan
teori manajemen selanjutnya dimasa mendatang, yaitu:
1. Dominan, salah satu dari aliran utama dapat muncul
sebagai yang paling berguna.
2. Divergence, setiap aliran berkembang melalui
jalurnya sendiri.
3. Convergence, aliran-aliran dapat menjadi sepaham
dengan batasan-batasan di antara mereka cenderung kabur.
4. sintesa, masing-masing aliran berintegrasi.
5. Proliferation
BAB I11
MANAJER
DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL ORGANISASI
Manajer seharusnya tidak hanya
memusatkan perhatiannya pada lingkungan internal organisasi saja, tetapi juga
menyadari pentignya pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi yang
dikelolanya. Dimana lingkungan eksternal pada saat ini sangat bergejolak. Perubahan-perubahan
yang terjadi didalamnya sangat dinamis, dan kadang-kadang pengaruhnya pada
manajemen tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu.
A.
Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan
eksternal terdiri atas unsur-unsur diluar organisasi, yang sebagian besar tidak
dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer. Organisasi
mendapatkan masukan-masukan (bahan
baku, dana tenaga kerja, energi) dari lingkungan eksternal, kemudian mentranformasikan menjadi produk dan
jasa, dan kemudian memberikan sebagai keluaran-keluaran
kepada lingkungan eksternal.
Lingkungan eksternal mempunyai unsur-unsur :
1. Yang berpengaruh langsung (lingkungan
ekstern mikro) : para pesaing, penyedia, langganan, lembaga-lembaga keuangan,
pasar tenaga kerja, dan perwakilan-perwakilan pemerintah.
2. Yang berpengaruh tidak langsung
(lingkungan ekstern makro) : teknologi, ekonomi, politik, dan sosial.
Lingkungan eksternal adalah semua elemen diluar suatu
organisasi yang relevan untuk operasinya (elemen tidak langsung dan elemen
langsung).
Elemen tidak langsung /
direct-action element adalah elemen dari lingkungan yang
secara langsung mempengaruhi aktivitas sebuah organisasi.
Elemen langsung/
indirect-action element adalah elemen lingkungan eksternal yang mempengaruhi iklim tempat
aktivitas organisasi berlangsung, tetapi tidak langsung mempengaruhi organisasi.
Dimensi internasional
Dimensi
internasional
Gambar 3.1 Lingkungan eksternal organisasi
B.
Organisasi dan Lingkungan
Lingkungan ekstern
mempengaruhi manajer-manajer bervariasi menurut tipe dan tujuan organisasi. Hal
ini berbeda di antara posisi-posisi dan
fungsi-fungsi dalam suatu organisasi dan bahkan antara tingkatan-tingkatan
hirarki di dalam organisasi.
Manajer dan organisasi
memberikan tanggapan terhadap lingkungan ekstern melalui:
1.
Usaha
mempengaruhi lingkungan ekstern mikro Manajer harus memusatkan usaha-usahanya
pada aspek-aspek kunci lingkungan yang kritik bagi tujuan tertentu organisasi.
Manajer dapat mempengaruhi langganan dengan periklanan. Manajer membuat
hubungan kerja sama dan perundingan dengan para penyedia untuk menjamin
pengadaan bahan baku yang dibutuhkan pada harga yang dapat diterima.
2.
Peramalan
(forecasting) dan lingkungan ekstern makro
Kelangsungan operasi
perusahaan sangat tergantung pada antisipasi dan adaptasinya terhadap perkembangan
lingkungan ekstern makro. Penelitian dapat dilakukan untuk memperjelas
perkembangan yang dapat diperkirakan, setelah melakukan identifikasi dan
seleksi sumber-sumber informasi yang relevan, perusahaan dapat melakukan
peramalan situasi dan kondisi perekonomian, kemajuan teknologi, perubahan
sosial, perkembangan penduduk kecenderungan iklim politik dengan sejumlah
pendekatan dan teknik peramalan yang tersedia.
3.
Perencanaan,
perancangan organisasi dan lingkungan
Cara paling penting bagi
manajer untuk menyesuaikan dengan lingkungan eksternal adalah melalui
pengembangan dan impletasi rencana-rencana bagi organisasi.
C.
Tanggungjawab Sosial Manajer
Ini berarti bahwa manajemen
mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi di dalam pembuatan keputusannya. Manajer
dituntut untuk mengimplementasikan etika
berusaha, terutama dalam hubungannya dengan langganan, karyawan, penemu
teknologi, lembaga-lembaga pendidikan, perusahaan-perusahaan lain, para
penyedia, kreditur, pemegang saham, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.
Ada 5 faktor yang mempengaruhi
keputusan-keputusan pada masalah etika yaitu sebagai berikut:
1.
Hukum
2.
Peraturan-peraturan pemerintah
3.
Kode etik industri dan
perusahaan
4.
Tekanan-tekanan sosial
5. Tegangan antara standar perorangan dan
kebutuhan organisasi
BAB IV
PERENCANAAN DAN MANAJEMEN STRATEGI
A.
Perencanaan ; Sebuah Tinjauan
Perencanaan
(Planning) adalah proses dasar dimana
manajemen memutuskan tujuan dan cara memutuskannya.
Beberapa definisi
perancanaan menurut pakar sebagai berikut:
·
Harold Koontz and Cyril
O’donnel
Perancanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan
dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program,
dari alternatif-alternatif yang ada.
·
G.R Terry
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang di inginkan.
·
Louis A. Alien
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
·
Billy E. Goetz
Perencanaan adalah pemilihan yang fundamental dan
masalah perencanaan timbul, jika terdapat alternatif-alternatif.
·
The New Webster Dictionary
Perencanaan adalah pernyataan dari segala sesuatu yang
dikehendaki yang digambarkan dalam suatu pola atau peta-peta, gambar atau
pernyataan dari bagian-bagiannya sesuai dengan pola tertentu.
·
Drs. Malayu S.P Hasibuan
Perencanaan adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan
dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu.
Asas-Asas perencanaan (Principle of Planning):
1.
Principle of contribution to
abjective
2.
Principle of efficiency of
planning
3.
Principle of primacy of
planning (asas pengutamaan perencanaan)
4.
Principle of pervasiveness of
planning (asas pemerataan perencanaan)
5.
Principle of planning premise
(asas patokan perencanaan)
6.
Principle of policy frame work
(asas kebijaksanaan pola kerja)
7.
Principle of timming (asas
waktu)
8.
Principle of planning
communication (asas tata hubungan perencanaan)
9.
Principle of alternative (asas
alternatif)
10.
Principle of limiting factor
(asas pembatasan faktor)
11.
The commitment principle (asas
keterikatan)
12.
The principle of flexibility
(asas fleksibilitas)
13.
The principle of navigation
change (asas ketetapan arah)
14.
Principle of strategic planning
(asas perencanaan strategis)
Empat tahap dasar perencanaan:
Gambar
4.1 Empat tahap dasar perencanaan
B.
Hubungan Perencanaan dengan Fungsi-Fungsi
Manajemen Lainnya
Gambar
4.2 Hubungan perencanaan dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya
C.
Kriteria Penilaian Efektifitas Rencana
|
|||||||
|
Gambar
4.3 Kriteria penilaian efektifitas rencana
D.
Perencanaan Strategik
Perencanaan strategik adalah proses pemilihan
tujuan-tujuan organisasi; penentuan strategic, kebijaksanaan dan
program-program strategik yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut dan
penetapan metoda-metoda yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan
kebijaksanaan telah diimplementasikan.
Gambar
4.4 Proses
perencanaan strategik
E.
Tipe-tipe Perencanaan dan Rencana
Perencanaan dan
rencana dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yang berbeda. Cara
pengklasifikasian perencanaan akan menentukan isi rencana dan bagaimana
perencanaan itu dilakukan.
Ada 5 dasar
pengklasifikasian rencana-rencana yaitu:
1. Bidang
fungsional ; mencangkup rencana
produksi, pemasaran, keuangan, dan personalia.
2. Tingkatan
organisasional ; mencangkup keseluruhan
organisasi atau satuan-satuan kerja organisasi.
3. Karakteristik
karakteristik (sifat) rencana ; mencangkup faktor-faktor kompleksitas,
fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan
kualitatif.
4. Waktu ;
mencangkup rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
5. Unsur-unsur
rencana ; dalam wujud anggaran,
program, prosedur, kebijaksanaan.
Ada 2 tipe utama rencana yaitu :
1. Rencana-rencana strategik
yang dirancang
memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas dan mengimplementasikan misi
yang memberikan alasan khas keberadaan organisasi.
2. Rencana-rencana operasional
penguraian lebih
terperinci bagaimana rencana-rencana
strategik akan tercapai. Dapat kita lihat ada 2 rencana-rencana operasional
yaitu sebagai berikut :
·
rencana
sekali pakai ; dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan tidak
digunakan kembali bila telah tercapai.
·
rencana tetap
; merupakan pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan situasi-situasi yang
dapat diperkirakan dan terjadi berulang-ulang.
BAB V
PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI DALAM PEMBUATAN
SUATU
KEPUTUSAN
A.
Misi dan Tujuan Organisasi
Sebelum organisasi menetapkan tujuan-tujuan, terlebih
dahulu harus menetapkan tujuan-tujuan, terlebih dulu harus menetapkan misi atau maksud organisasi.
Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi
tentang maksud organisasi. Sedangkan Tujuan
Organisasi adalah suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana
organisasi bermaksud untuk merealisasikan dan sebagai pernyataan tentang
keadaan di waktu yang akan datang, dimana organisasi sebagai kolektifitas
mencoba untuk menimbulkannya.
Berbagai fungsi tujuan organisasi menurut
waktu dan keadaan:
1.
pedoman bagi kegiatan
2.
sumber legitimasi
3.
standar pelaksanaan
4.
sumber motivasi
5.
dasar rasional pengorganisasian
Tipe-tipe tujuan yaitu:
1.
tujuan kemasyarakatan
2.
tujuan keluaran
3.
tujuan sistem
4.
tujuan produk
5.
tujuan turunan
B.
Proses Penetapan Tujuan
Proses penetapan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan
nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan
organisasi.
Bidang – bidang
yang membutuhkan tujuan
Gambar 5.1 Bidang – bidang yang membutuhkan tujuan
Kebutuhan penyeimbangan tujuan
Lingkungan
Gambar 5.2 Kebutuhan penyeimbangan tujuan
Proses perumusan tujuan
Gambar 5.3 Proses perumusan tujuan
C.
MBO
Management by objectives (MBO) Pertama kali diperkenal
oleh Peter drucker dalam bukunya The
Practice of Management (1954). TUGAS : Pengertian MBO, Sistem MBO Formal, Kekuatan dan kelemahan MBO,
membuat MBO efektif.
D. Sifat Pembuatan Keputusan
Manajerial atau Tipe-Tipe Keputusan
Masalah yang berbeda membutuhkan tipe pembuatan
keputusan yang berbeda pula. Sifat
pembuatan keputusan manajerial atau tipe-tipe keputusan terbagi atas 3 yaitu:
1) Keputusan terprogram ; (dibuat dalam kaitan
dengan kebijakan, prosedur, peraturan)
atau penyelesaian masalah rutin yang ditetapkan dengan peraturan, prosedur,
atau kebiasaan.
2) Keputusan tidak terprogram ; Penyelesaian spesifik
yang diciptakan lewat proses tidak terstruktur untuk menangani masalah non
rutin.
3) Keputusan
dengan kepastian, risiko, dan ketidakpastian.
Kepastian (kondisi pengambilan keputusan saat
seorang manajer mempunyai informasi yang akurat, dapat diukur, dan dapat
diandalkan tentang hasil dari berbagai alternatif yang sedang dipertimbangkan).
Risiko (kondisi pembuatan keputusan yang
didalamnya manajer mengetahui probabilitas sutau alternatif tertentu akan
mengarah pada sasaran atau hasil yang diinginkan). Probabilitas : pengukuran
statistik tentang peluang suatu peristiwa atau suatu hasil akan keluar.
Ketidakpastian (kondisi pembuatan keputusan ketika
manajer menghadapi kondisi eksternal yang tidak dapat diramalkan atau
kekurangan informasi untuk menetapkan probabilitas beberapa peristiwa tertentu.
E.
Proses Pembuatan Keputusan
Gambar 5.4 Proses pembuatan
keputusan
F.
Model Rasional Dalam Perspektif
Model rasional membangkitkan citra
pembuat keputusan sebagai mesin hitung super. Ada 3 buah konsep yang muncul
untuk membantu manajer menempatkan
keputusan dalam perspektif yaitu:
1.
Rasionalitas
terbatas dan memadai
Teori ini
menekankan bahwa pembuat keputusan harus menghadapi kenyataan tidak memadainya
informasi mengenai sifat masalah dan penyelesaian yang mungkin, kekurangan
waktu dan uang untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap, ketidakmampuan
untuk mengingat sejumlah informasi, dan batas-batas kecerdasan mereka sendiri.
Bukannya mencari keputusan yang sempurna/ideal, tetapi manajer sering kali puas
dengan yang akan memenuhi tujuan mereka/konsumen secara memadai.
2.
Heuristics
Suatu metode
pembuatan keputusan yang dilakukan sesuai dengan lini empiris, dengan pedoman
umum, untuk mencari penyelesaian masalah atau jawabannya.
3.
Memutuskan
siapa yang membuat keputusan
Secara
tradisional, tanggung jawab akhir untuk membuat keputusan terletak di tangan
manajer. Tetapi pendekatan tidak memadai, dimana terkadang keputusan ini bisa
gagal bila manajer tidak bisa mampu menyakinkan orang lain untuk
melaksanakannya secara sukarela. Kadang-kadang orang lain mempunyai alasan yang
tepat untuk menolak kepusan tadi; mungkin mereka menyadari bahwa ada alternatif
atau faktor relevan yang belum dipertimbangkan dalam analisis semula. Jadi,
cukup penting karyawan dilibatkan dalam proses pembuatan keputusan.
BAB VI
PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI
A.
Definisi Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian
(organizing = pembagian kerja), jadi pengorganisasian adalah fungsi manajemen
dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat
atau wadah yang statis. Pengertian pengorganisasian
menurut beberapa pakar sebagai berikut:
1.
Drs. Malayu S.P Hasibuan
“Pengorganisasian adalah proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan
bermacam-macam aktivitas yang dipelukan untuk mencapai tujuan, menempatkan
orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu
yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut”.
2.
George R.Terry
“Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang
efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien
dan dengan demikian memperoleh keputusan pribadi dalam hal melaksanakan
tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan
atau sasaran tertentu”.
3. Drs. Malayu S.P Hasibuan “ Organisasi
adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu”.
4.
James D. Mooney “Organisasi
adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama”.
5. Chester I. Barnard “Organisasi adalah
suatu sistem kerja sama yang terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua
orang atau lebih”.
6. Koonzt & O’Donnel “Organisasi adalah
pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang
sruktural, baik secara vertikal, maupun secara horizontal di antara
posisi-posisi yang telah diserahi tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan perusahaan”.
B.
Azas-Azas Organisasi
Untuk terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif,
efisien serta sesuai dengan kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada
asas-asas (prinsip-prinsip) organisasi yaitu :
1.
Principle of organizational
objectives (asas tujuan organisasi)
2.
Principle of unity of
objective (asas kesatuan tujuan)
3.
Principle of unity of
command (asas kesatuan perintah)
4.
Principle of the span of
management (asas rentang kendali)
5.
Principle of delegation of
authority (asas pendelegasian wewenang)
6.
Principle of parity of
authority and responsibility (asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab)
7.
Principle of principle of responsibility (asas tanggung
jawab)
8.
Principle of departementation
(principle of division of work: asas pembagian kerja)
9.
Principle of principle of personel
placement (asas penempatan personalia)
10. Principle of scalar chain (asas jenjang berangkai)
11. Principle of efficiency (asas efisiensi)
12. Principle of continuity (asas keseimbangan)
13. Principle of coordination (asas koordinasi)
C.
Struktur Organisasi
Definisi struktur organisasi
menurut beberapa pakar :
1.
The
liang gie “struktur organisasi adalah kerangka yang
mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja,
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan dan peranan masing-masing dalam
kebulatan kerja sama”.
2.
Drs.
Malayu S.P hasibuan “struktur
organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan type organisasi,
pendepartemenan organisasi kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan
hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem
pimpinan organisasi”.
Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan
struktur organisasi sbb:
1. Strategi
organisasi untuk mencapai
tujuannya. Dimana struktur mengikuti strategi, strategi akan menjelaskan
bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara para
manajer dan bawahan.
2. Teknologi
yang digunakan. Dimana
perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa
akan membedakan bentuk struktur organisasi.
3. Anggota
(karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemampuan dan cara berpikir para
anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam
merancang struktur organisasi.
4. Ukuran
organisasi. Dimana
besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya akan
sangat mempengaruhi struktur organisasi.
D.
Rentang Kendali
Kenapa rentang kendali perlu
dalam suatu organisasi? Rentang kendali perlu dalam suatu organisasi, karena
adanya “limits factor : keterbatasan” manusia, yaitu: keterbatasan waktu,
pengetahuan, kemampuan, dan perhatian.
Rentang kendali adalah jumlah
bawahan langsung yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara efektif oleh
seorang manajer.
Faktor-faktor yang membatasi
besar-kecilnya rentang kendali yaitu:
1.
sifat dan terincinya rencana
2.
latihan-latihan dalam
perusahaan
3.
posisi pemimpin dalam struktur
organisasi
4.
dinamis atau statisnya
organisasi
5.
kemampuan dan kecanggihan
komunikasi
6.
tipe pekerjaan yang dilakukan
7.
kecakapan dan pengalaman
manajer
8.
tingkat kewibawaan dan energi
manajer
9.
dedikasi dan partisipasi
bawahan
E.
Dasar-dasar Pendepartemen
Apa asas pendepartemenan itu? Asas
pendepartemenan adalah mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang sama dan berkaitan
erat ke dalam suatu unit kerja (bagian). Dasar-dasar
pendepartemenan yaitu:
1. Enterprise function (fungsi-fungsi perusahaan)
2. Management function (fungsi-fungsi
manajemen)
3. Process product (proses produksi)
4. Product (dasar produk/ hasil)
5. Customer (dasar pasar/ langganan)
6. Territory (dasar wilayah/ tempat)
7. Time (dasar waktu/shift)
8. Simple number (dasar jumlah)
9. combination
10. matriks
F.
Macam-macam Organisasi
Macam-macam oranisasi yaitu:
1.
berdasarkan
proses pembentukannya (Terbagi atas dua yaitu: (1) Organisasi formal (2)
Organisasi informal).
2.
berdasarkan
kaitan hubungannya dengan pemerintah (Terbagi atas dua yaitu: (1) Organisasi resmi, (2) Organisasi tidak
resmi).
3.
berdasarkan
skala (ukuran) besar kecilnya (Terbagi atas tiga yaitu: (1) Organisasi besar,
(2) Organisasi sedang, (3) Organisasi kecil).
4.
berdasarkan
tujuannya(Terbagi atas dua yaitu: (1) Organisasi social, (2) Organisasi
perusahaan).
5.
berdasarkan
organization chart/bagan organisasinya (Terbagi atas empat yaitu: (1) berbentuk segitiga vertikal, (2)
berbentuk segitiga horizontal, (3) berbentuk lingkaran dan setengah lingkaran,
(4) berbentuk bulat oval).
6.
berdasarkan
tipe-tipe / bentuknya (Terbagi atas lima yaitu: (1) Organisasi lini, (2)
Organisasi lini dan staf, (3) Organisasi fungsional, (4) Organisasi lini, staf,
dan fungsional, (5) Organisasi komite).
G.
Teori Organisasi
Untuk mempelajari perkembangan
organisasi dilakukan melalui pendekatan-pendekatan organisasi sbb:
1.
Pendekatan klasik
Pendekatan
klasik (tradisional) ini didasarkan pada “teori mesin”. Pendekatan ini
memperhatikan pembagian kerja, spesialisasi dan standar dalam mendesain
organisasi, sehingga organisasi yang dibentuk dapat efektif dan efisien
(efisien dan efektif artinya agar unsur manajemen (6M) berdaya guna dan
berhasil guna) untuk mencapai tujuan.
2.
Pendekatan tingkah laku
Pendekatan tingkah laku ini
menekankan pentingnya memperhitungkan aspek manusia secara utuh dalam mendesain
suatu struktur organisasi. Yang menjadi bahan penelitian utama adalah “tingkah
laku manusia” dalam organisasi ; penelitinya adalah para ahli psikologi,
sosiologi, dan antropologi yang ingin mengetahui faktor-faktor apa yang
membentuk kerja sama manusia dalam
mencapai tujuan organisasi.
3.
Pendekatan struktur
Peter E. Drucker (1946) seorang
ahli hukum dan wartawan di Jerman dan Austria, yang mana dalam teori
organisasinya mencoba menjawab pertanyaan “struktur apakah yang dibutuhkan dan
bagaimanakah seharusnya struktur itu dibangun?”. Mengemukakan 3 cara untuk
menemukan struktur yang membantu pencapaian tujuan yaitu:
a.
analisis kegiatan
b.
analisis keputusan
c.
analisis hubungan
Mengemukakan tiga rancangan
pembangunan struktur :
a. struktur itu diorganisasi demi prestasi
perusahaan.
b. struktur itu seharusnya terdiri dari
tingkatan-tingkatan manajemen yang jumlahnya sesedikit mungkin.
c. harus ada peluang untuk pendidikan,
pelatihan, dan pengujian manajer puncak masa depan yaitu dengan memberikan
tanggung jawab kepada manajer yang masih muda untuk menjabat suatu kedudukan
yang bila terjadi kegagalan tidak membahayakan perusahaan.
4.
Pendekatan sistem
Menekankan bahwa organisasi
bukanlah suatu “sistem tertutup”, tetapi suatu “sistem terbuka” yang harus
berinteraksi dengan lingkungan. Dalam sistem terbuka terdapat dua interaksi
yaitu interaksi internal dan interaksi eksternal.
H.
Reogranisasi dan Restrukturisasi Organisasi
Reorganisasi adalah penyusunan kembali suatu organisasi, baik
anggaran dasar, anggaran rumah tangganya maupun strukturnya, supaya organisasi
itu lebih efektif dalam mencapai tujuan. Reorganisasi dilakukan karena tuntutan
internal dan eksternal. Internal yaitu tuntutan dari dalam organisasi karena
semakin maju atau mundur. Eksternal yaitu tuntutan dan dorongan dari luar
organisasi.
Restrukturisasi adalah perubahan struktur suatu organisasi baik
secara vertikal maupun horizontal, agar lebih efektif membantu tercapainya
tujuan. Restrukturisasi ini dilakukan karena struktur organisasi tidak efektif
lagi, akibat adanya kemajuan atau kemunduran perusahaan.
BAB VII
WEWENANG, TANGGUNG JAWAB, DELEGASI SERTA
SENTRALISASI
DAN DESENTRALISASI
A.
Wewenang
1.
Arti Wewenang (Authority)
Beberapa definisi wewenang menurut beberapa pakar yaitu:
a.
Drs.
Malayu S.P Hasibuan “wewenang adalah kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki
seseorang untuk memerintah orang lain, berbuat atau tidak berbuat sesuatu”.
b.
Louis
A. Allen “wewenang adalah sejumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang
didelegasikan pada suatu jabatan”.
c.
G.R
Terry “wewenang adalah kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh
pihak lain, supaya bertindak dan taat kepada pihak yang memiliki wewenang itu”.
d.
R.C
Davis “wewenang adalah hak yang cukup yang memungkinkan seseorang dapat
menyelesaikan suatu tugas kewajiban tertentu”.
e.
Henry
Fayol “wewenang adalah hak untuk memerintah (dalam organisasi formal) dan
kekuatan (power) membuat manajer dipatuhi dan ditaati”.
Jenis-jenis wewenang (Authority) yaitu:
1. Line authority (wewenang garis)
adalah kekuasaan, hak dan tanggung jawab
langsung berada pada seseorang atas tercapainya tujuan. Dalam struktur
organisasi disimbolkan dengan garis ( ).
2.
Staff authority (wewenang staf) adalah kekuasaan dan hak “hanya” untuk
memberikan data, informasi dan saran-saran saja untuk membantu lini supaya
bekerja efektif dalam mencapai tujuan. Dalam struktur organisasi disimbolkan
dengan garis putus-putus ( ).
3.
Functional authority (wewenang fungsional) adalah kekuasaan seorang
manajer adalah karena proses-proses, praktek-praktek, kebijakan-kebijakan
tertentu atau soal-soal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan oleh pegawai-pegawai lain dalam bagian-bagian lain pula. Dalam struktur organisasi disimbolkan
dengan garis terputus-putus dan titik-titik ( ).
4. Personality authority (wewenang
wibawa) adalah kewibawaan seseorang adalah karena kecakapan, perilaku,
ketangkasan dan kemampuan, sehingga disegani oleh kawan atau lawan.
2.
Sumber-Sumber Wewenang
(Authority)
a.
formal authority theory
(Teori wewenang formal) ; wewenang yang dimiliki seseorang bersumber dari
barang-barang yang dimilikinya, sebagaimana yang diatur oleh undang-undang,
hukum, dan hukum adat dari lembaga tersebut.
b.
Acceptance authority theory
(Teori penerimaan wewenang) ; wewenang seseorang dari penerimaan, kepatuhan dan
pengakuan para bawahan terhadap perintah dan kebijakan-kebijakan atas kuasa
yang dipegangnya.
c.
Authority of the situation
(wewenang diperoleh seseorang karena situasi) ; wewenang seseorang bersumber
dari situasi, dimana keadaan darurat atau kejadian-kejadian luar biasa yang
mana seseorang mengambil alih kekuasaan untuk menghadapi situasi-situasi
tersebut.
d.
Position authority
(wewenang karena posisi / jabatan dalam organisasi) ; wewenang yang diperoleh
seesorang bersumber dari posisi/kedudukan superior yang dijabatnya di dalam
organisasi yang bersangkutan.
e.
Technical authority
(wewenang teknis) ; wewenang seseorang/operator bersumber dari komputer yang
dipakai untuk memproses data.
f.
Yuridis authority (wewenang hukum) ; wewenang itu diperoleh seseorang
karena undang-undang / hukum.
B.
Tanggung jawab
Tanggung jawab (responsibility) adalah keharusan untuk
melakukan semua kewajiban/tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat
dari wewenang yang diterima atau dimilikinya. Tanggung jawab timbul karena adanya hubungan
antara atasan (delegator) dan bawahan (deleget), dimana atasan memberi sebagian
wewenang / pekerjaannya kepada bawahannya untuk dikerjakan. Perusahaan selalu
terkait dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang berada dalam lingkungan sistem
sosial, maka top manajer / manajer puncak suatu perusahaan khususnya harus
bertanggung jawab kepada:
1.
pemilik perusahaan
2.
karyawan perusahaan
3.
pemerintah dan konsumen
C.
Delegasi Wewenang
Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer
mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya. Mengapa
manajer gagal mendelegasikan? Delegasi
adalah faktor kritis bagi manajemen yang efektif, tetapi manejer banyak gagal
dalam delegasi, alasan-alasan tersebut antara lain:
1.
Manajer
merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2.
Manajer
tidak bersedia menghadapi-menghadapi risiko bahwa bawahannya akan melaksanakan
wewenangnya dengan salah atau gagal.
3.
Manajer
kurang mempunyai kepercayaan akan kemampuan bawahannya.
4.
Manajer
takut bahwa bawahan akan melaksanakan tugasnya dengan efektif sehingga
posisinya sendiri terancam
Mengapa bawahan tidak menerima delegasi?
1.
Delegasi
berarti bawahan menerima tambahan tanggung jawab dan akuntabilitas.
2.
Selalu
ada perasaan bahwa bawahan akan melaksanakan wewenang barunya dengan salah dan
menerima kritik.
3.
Banyak
bawahan kurang mempunyai kepercayaan diri dan merasa tertekan bila dilimpahi
wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar.
D.
Sentralisasi Versus
Desentralisasi
Desentralisasi adalah konsep dasar yang lebih luas dan
berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak mendelegasikan wewenang ke
bawah ke divisi-divisi, cabang-cabang atau satuan-satuan organisasi tingkat
lebih bawah lainnya. Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang
pada tingkatan atas suatu organisasi.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi derajat desentralisasi:
1.
Filsafat
manajemen ; banyak manajer puncak yang sangat otokratik dan menginginkan
pengawasan pusat yang kuat.
2.
Ukuran
dan tingkat pertumbuhan organisasi ; organisasi tidak mungkin efisien bila
semua wewenang pembuatan keputusan ada pada satu atau beberapa manajer puncak
saja.
3.
Strategi
dan lingkungan organisasi ; strategi organisasi akan mempengaruhi tipe pasar,
lingkungan teknologi, dan persaingan yang harus dihadapinya.
4.
Penyebaran
geografis organisasi ; semakin menyebar satuan-satuan organisasi secara
geografis, organisasi akan cenderung melakukan desentralisasi, karena pembuatan
keputusan akan lebih sesuai dengan kondisi lokal masing-masing.
5.
Tersedianya
peralatan pengawasan yang efektif
6.
Kualitas
manajer ; desentralisasi membutuhkan manajer yang berkualitas, karena mereka
harus membuat keputusan sendiri.
7.
Keanekaragaman
produk dan jasa ; semakin beranekaragam produk/jasa yang ditawarkan, organisasi
cenderung melakukan desentralisasi.
8.
Karakteristik-karakteristik
organisasi lainnya ; biaya dan risiko yang berhubungan dengan pembuatan
keputusan, pertumbuhan organisasi, kemampuan manajemen bawah.
BAB VIII
KOORDINASI
MANAJEMEN
A.
Arti dan Pentingnya Koordinasi Manajemen
Beberapa definisi koordinasi
menurut beberapa pakar sebagai berikut:
1.
Koordinasi
secara umum adalah suatu kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen (6M) dan pekerjaan-pekerjaan para
bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
2.
E.F.L
Brech “ mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan
pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu
dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu
sendiri”.
3.
G.R
Terry “suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada
sasaran yang telah ditentukan”.
Kenapa koordinasi sangat penting?
1.
Untuk mencegah terjadinya
kekacauan, percecokan, dan kekosongan pekerjaan.
2.
Agar
orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk pencapaian
tujuan.
3.
Supaya
semua tugas/kegiatan terintegrasi kepada sasaran yang diinginkan.
B.
Syarat-syarat Koordinasi
1.
Sense
of cooperation (perasaan untuk bekerja sama), ini harus dilihat dari sudut
bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
2.
Rivalry,
dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara
bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai tujuan.
3.
Team spirit, artinya satu
sama lain pada setiap bagian harus harga menghargai.
4.
Esprit de corps, artinya
bagian-bagian yang diikutsertakan atau dihargai, umumnya akan menambah kegiatan
yang bersemangat.
C.
Mekanisme-mekanisme Pengkoordinasian Dasar
1.
Hirarki manajerial ; Rantai perintah,
aliran informasi dan kerja, wewenang formal, hubungan tanggung jawab dan
akuntabilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara
jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2.
Aturan dan prosedur ; Aturan-aturan dan
prosedur-prosedur adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk
menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang
efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
3.
Rencana dan penetapan tujuan ; Pengembangan rencana dan tujuan dapat
digunakan untuk pengkoordinasian melalui pengarahan seluruh satuan organisasi
terhadap sasaran-sasaran yang sama.
D.
Meningkatkan Koordinasi Potensial
1.
Sistem
informasi vertikal ; yaitu peralatan melalui mana data disalurkan melewati
tingkatan-tingkatan organisasi.
2.
Hubungan-hubungan
lateral (horizontal) ; ada beberapa hubungan lateral yang dapat dirinci, sbb:
·
Kontak langsung, antara individu-individu yang dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja.
·
Peranan perhubungan, yang menangani komunikasi antara departemen sehingga mengurangi panjangnya
saluran komunikasi.
·
Panitia dan satuan tugas, panitia biasanya diorganisasi secara
formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur.
·
Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh manajer produk/proyek,
perlu diciptakan bila suatu produk/jasa khusus memerlukan tingkat koordinasi
yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
·
Peranan perhubungan manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui
perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya.
·
Organisasi matriks
E.
Pengurangan Kebutuhan Akan Koordinasi
1.
Penciptaan sumber daya –
sumber daya tambahan ; dimana memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja.
Penambahan tenaga kerja, bahan baku
atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
2.
Penciptaan
tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri ; dimana teknik ini mengurangi kebutuhan
koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi.
F.
Penentuan Mekanisme Koordinasi Yang Tepat
Pertimbangan penting dalam
penentuan pendekatan yang paling baik untuk koordinasi adalah menyesuaikan kapasitas organisasi untuk koordinasi
dengan kebutuhan koordinasi. Dapat dilihat dari berapa banyak
informasi yang dibutuhkan organisasi untuk melaksanakan operasi-operasinya ?
Berapa besar kemampuan pemrosesan informasi?.
BAB IX
PERSONALIA, MOTIVASI, DAN KOMUNIKASI
PERSONALIA, MOTIVASI, DAN KOMUNIKASI
A.
Penyusunan Personalia Organisasi
Sumber daya yang terpenting
suatu organisasi adalah SDM / orang-orang yang memberikan tenaga, bakat,
kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi. Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan
penarikan, penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota-anggota
organisasi.
Ada tiga perencanaan personalia :
1.
Penentuan jabatan-jabatan
yang harus diisi, kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut, dan berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan.
2.
Pemahaman
pasar tenaga kerja dimana karyawan potensial ada.
3.
Pertimbangan
kondisi permintaan dan penawaran karyawan.
Proses penyusunan personalia
Gambar 9.1 Proses penyusunan personalia
B.
Motivasi
Motivasi berasal dari kata
latin “Mavere : Dorongan / daya penggerak”. Beberapa
defnisi motivasi menurut para pakar:
1.
Drs. Malayu S.P Hasibuan
“Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.
2.
Harold Koontz “ Motivasi
merupakan pemacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu
tujuan”.
3.
Wayne F. Cascio “ Motivasi
adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan
kebutuhannya”.
Teori-teori motivasi:
1.
Teori-teori
petunjuk (prescriptive theories), dimana mengemukakan bagaimana memotivasi karyawan. Teori-teori
ini berdasarkan pengalaman coba-coba.
2.
Teori-teori isi (content
theories) atau disebut juga dengan teori kepuasan / teori kebutuhan (need
theories), dimana berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku. Teori-teori yang termasuk kategori teori-teori ini
yaitu: 1) hirarki kebutuhan dfari psikologi, 2) Frederick herzberg dengan teori
motivasi – pemeliharaan atau motivasi higienis, 3) teori prestasi dari penulis
dan peneliti david Mc.Mlelland.
3.
Teori-teori
proses (process theories), dimana berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan dari motivasi. Teori-teori
yang termasuk kategori teori-teori ini yaitu: 1) Teori pengharapan, 2) Pembentukan
perilaku, 3) Teori porter-lawler, 4) Teori keadilan.
C.
Komunikasi
Komunikasi adalah
proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang
ke orang lain.
1.
Proses komunikasi
Gambar 9.2 Proses
Komunikasi
2.
Saluran komunikasi dalam
organisasi
|
|
Gambar
9.3 Saluran komunikasi dalam organisasi
3.
Peningkatan efektifitas
komunikasi
Berbagai penyebab timbulnya masalah-masalah komunikasi
dan betapa sulitnya mencapai komunikasi efektif. Ada beberapa cara yang mana manajer dapat
meningkatkan efektivitas komunikasi yaitu:
·
Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif
Manajer
harus memainkan peranan penting dalam proses komunikasi, dimana dengan cara ini
manajer dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi. Pentingnya komunikasi menyebabkan banyaknya perusahaan menggunakan
para “ahli komunikasi”, dimana para spesialis komunikasi ini membantu penyelia
memecahkan masalah-masalah komunikasi internal.
·
Penggunaan umpan-balik
Peralatan
penting pengembangan komunikasi lainnya adalah penggunaan umpan balik
berita-berita yang dikirim. Ex: setelah memberikan penugasan suatu pekerjaan
manajer dapat bertanya, “apakah saudara mengerti?, atau Apakah saudara punya
pertanyaan?”.
·
Menjadi komunikator yang lebih efektif
Teknik-teknik
komunikasi yang jelek mengganggu banyak manajer, seperti halnya mengganggu
hubungan mereka dengan para bawahannya diluar pekerjaan. Oleh karena diperlukan
latihan-latihan dalam penulisan dan penyampaian berita secara lisan perlu
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman akan simbol-simbol, penggunaan bahasa,
pengutaraan yang tepat.
BAB X
KEPEMIMPINAN
A.
Pengertian dan Tugas pemimpin
Kepemimpinan adalah kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan kepemimpinan adalah suatu
seni seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Harold koontz & cyrill O’donnel kepemimpinan adalah
suatu seni membujuk bawahannya untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan semangat keyakinan.
Siapa yang disebut pemimpin? “Manajer/kepala/ketua/direktur/presiden dsb”. Beberapa definisi pemimpin :
1.
Drs. Malayu S.P Hasibuan
“Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan
bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan”
2.
Davis and Filley “Pemimpin
adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan memimpin”
3.
Robert Tanembaum “Pemimpin
adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk menggorganisasi,
mengarahkan dan mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua
bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan organisasi”
Manajer merupakan sumber
aktivitas dan mereka harus merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan dan
mengendalikan semua kegiatan, agar tujuan tercapai. Manajer harus memberikan
arah kepada perusahaan yang dipimpinnya. Manajer harus memikirkan secara tuntas
misi perusahaan itu, menetapkan sasaran-sasaran, strategi dan menggorganisir
sumber-sumber daya untuk tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga.
B.
Teori-teori Kepemimpinan
Ada dua teori kepemimpinan yaitu:
1.
Teori sifat (The
traitist theory of leadership)
Teori ini mengemukakan bahwa untuk
menentukan sifat-sifat kepemimpinan yang baik, perlu diteliti secara induktif,
mengamati mereka yang diakui sebagai
pemimpin yang berhasil dan menyebutkan sifat-sifat yang dimilikinya masing-masing.
Para ahli manajemen yang
menganut teori sifat ini antara lain :
a.
E.E
Ghizeli: 1) kecerdasan, 2) kemampuan mengendalikan, 3) inisiatif, 4) ketenangan
diri, 5) Kepribadian.
b.
Thomas
W. Harrell : 1) kemauan keras, 2) tingkah laku yang ditentukan sifat lahiriah,
3) keinginan kekuasaan, 4) keinginan prestasi.
c.
Keith
Davis : 1) kecakapan, 2) kematangan dan luwes pergaulan, 3) motivasi dan
rangsangan prestasi, 4) sikap hubungan manusiawi
2.
Teori kepemimpinan
situasional
Teori ini kepemimpinan
dipengaruhi oleh keadaan pemimpinan, pengikut, organisasi dan lingkungan sosial
(ekonomi, kebudayaan, agama, moral, dan politik). Keberhasilan seorang pemimpin
juga dipengaruhi oleh situasi artinya adalah seorang pemimpin yang berhasil
baik dalam keadaan normal, tetapi pemimpin lainnya hanya akan berhasil dalam
keadaan kritis.
C.
Pendekatan Tentang Manajer
1.
Pendekatan
tingkatan dan tugas-tugas manajer
Tingkatan-tingkatan
manajer dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu; Top manager, Middle manger, Lower manager.
Tugas-tugas manajer meliputi:
1) Managerial cycle / pengambilan keputusan, perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, penelitian,
dan pelaporan.
2) Memotivasi
3) Manajer harus berusaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhan para bawahannya, supaya loyalitas dan partisipasinya
meningkat.
4) Manajer harus membenahi
fungsi-fungsi fundamental manajemen secara baik.
2.
Pendekatan luas pekerjaan
manajer
Luas pekerjaan manajer
meliputi masalah internal dan eksternal.
Masalah internal perusahaan harus dibenahi dengan baik, supaya semua potensi
perusahaan lebih berdaya guna dan berhasil dalam mencapai tujuan yang
diinginkan. Masalah eksternal perusahaan
harus diamati dan diimplementasikan mengenai kondisi-kondisi yang
mendukung dan menghambat tercapainya tujuan perusahaan, seperti tingkat
pesaing, peraturan pemerintah, situasi perekonomian nasional dan internasional.
3.
Pendekatan sifat kerja
manajer
Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan pikiran
yang dilakukan seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Sifat kerja manajer
dibedakan atas “kerja fisik dan kerja pikir”.
P
|
O
|
A
|
C
|
B
|
|
|
|
|
TM : Top Manager
|
M
|
S
|
T
|
S
|
MM : Middle Manager
|
|
|
|
|
LM : Lower Manager
|
A
Keterangan:
P : Planning / perencanaan
O : Organizing / pengorganisasian
A : Actuating / pengarahan
C : Controlling / pengendalian
MS : Managerial skill / kemampuan
memimpin, konseptual
TS : Techncial skill / kemampuan
mengerjakan dan mengajarkannya
AB : Garis pemisah antar MS dan
TS
Hasil :
1)
TM
luas tugasnya PO > AC, sifat kerjanya dimana kerja pikir lebih besar dari
kerja fisik ( MS > TS).
2)
MM
luas tugasnya PO = AC, sifat kerja-kerja fisik = kerja pikir (MS = TS).
3)
LM
luas tugasnya AC > PO, sifatnya kerja fisik lebih banyak dari pada kerja
pikir (TS > MS).
4.
Pendekatan sifat-sifat
seseorang manajer
Sifat-sifat manajer yang akan
berhasil dalam tugasnya yaitu:
a.
Cara deduktif
Menurut cara ini, sifat-sifat dan
ciri-ciri manajer ditentukan berdasarkan hasil analisis jabatan, karena dengan
analisis jabatan akan diketahui tugas-tugas dan tanggung jawab serta
kualifikasi-kualifikasi dari manajer yang akan menjabat jabatan tersebut.
b.
Cara induktif
Menurut
cara ini, sifat-sifat dan ciri-ciri manajer ditentukan berdasarkan dengan
mencari sifat dan ciri-ciri khusus sejumlah manajer yang sukses. Sifat dan
ciri-ciri khusus sejumlah manajer yang sukses inilah yang kemudian dijadikan
sifat dan ciri-ciri bagi seorang manajer.
Cara atau gaya-gaya
keemimpinan yang dilakukan seorang pemimpin dalam mempengaruhi para bawahannya
tidak sama. Hal ini disebabkan latar belakang dari pemimpin, organisasi,
pengikut, dan lingkungan.
Gaya-gaya kepemimpinan menurut
Drs. S.P Hasibuan adalah:
1. Kepemimpinan otoriter yaitu jika seorang
pemimpin menganggap dirinya yang paling berkuasa, paling pintar dan mampu.
Pengarahan bawahan dilakukan dengan cara instruksi / perintah.
2. Kepemimpinan partisipatif yaitu pemimpin
menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi bawahannya.
3. Kepemimpinan delegatif yaitu pemimpin
mendelegasikan wewenang kepada bawahannya dengan agak lengkap, sehingga bawahan
itu dapat mengambil keputusan dan kebijakan-kebijakan dengan agak bebas atau
leluasa dalam melaksanakan tugas.
BAB XI
PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI
A.
Kekuatan-kekuatan penyebab perubahan
Banyak faktor yang mempengaruhi organisasi, baik
internal maupun dari eksternal.
Kekuatan-kekuatan perubahan eksternal Kekuatan-kekuatan perubahan
internal
Kebudayaan Pendidikan Sosial
Kegiatan-kegiatan
karyawan
Organisasi
Tujuan Organisasi Strategi
Kebijaksanaan
Teknologi
Politik Teknologi Ekonomi
Gambar
11.1 Kekuatan-kekuatan penyebab perubahan
B.
Proses Pengelolaan Perubahan
Proses pengelolaan perubahan
harus mencangkup dua gagasan dasar bila perubahan mengarah pada efektifitas
organisasi :
1) Tekanan dan desakan : proses ini mulai
ketika manajer puncak merasakan adanya kebutuhan atau tekanan akan perubahan.
Ini biasanya disebabkan oleh berbagai
masalah seperti penurunan penjualan, penurunan produktifitas, tingginya
perputaran tenaga kerja.
2) Intervensi dan reorientansi : konsultan /
pengantar perubahan dari luar sering digunakan untuk merumuskan masalah dan
memulai proses dengan membuat para anggota organisasi untuk memusatkan perhatiaanya
pada masalah tersebut.
3) Diagnosa dan pengenalan masalah :
Informasi dikumpulkan dan dianalisa oleh pengantar perubahan dan manajemen.
4) Penemuan dan komitmen pada penyelesaian : Pengantar
perubahan hendaknya merangsang pemikiran dan mencoba untuk menghindari
penggunaan “metoda-metoda lama yang sama”.
5) Percobaan dan pencarian hasil-hasil : Penyelesaian-penyelesaian
biasanya diuji dalam program-program percobaan berskala kecil dan
hasil-hasilnya dianalisa.
6) Penguatan dan penerimaan : Bila
serangkaian kegiatan telah teruji dan sesuai dengan keinganan, harus diterima
secara sukarela.
C.
Pendekatan Perubahan Organisasi
Bila manajemen merencanakan
suatu perubahan, maka harus memutuskan unsur-unsur apa dalam organisasi yang
akan diubah.
Menurut Harold J.Leavitt menyatakan
bahwa organisasi dapat diubah melalui :
1) Pengubahan struktur : menyangkut
modifikasi dan pengaturan kembali berbagai sistem internal seperti
hubungan-hubungan tanggung jawab wewenang, sistem komunikasi, aliran kerja,
ukuran dan komposisi kelompok kerja.
2) Teknologi : pengubahan atau modifikasi faktor-faktor
seperti peralatan, proses teknik. Teknik-teknik riset, sistem produksi yang
menyangkut layout, metoda-metoda dan prosedur.
3) Orang-orangnya : mengcangkup perubahan a)
kebijaksanaan dan prosedur penarikan dan seleksi, b) kegiatan-kegiatan latihan
dan pengembangan, c) sistem balas jasa, d) ketrampilan-ketrampilan kepemimpinan dan
komunikasi manajerial, e) sikap kepercayaan, peranan atau
karakteristik-karakteristik karyawan.
D.
Konsep Pengembangan Organisasi
Dilain
pihak pengembangan organisasi tidak dirancang untuk memecahkan masalah-masalah
terpisah dan sementara. Pendekatan ini berjangka waktu lebih panjang dan lebih
mencangkup pendekatan perubahan untuk menggerakkan keseluruhan organisasi ke
tingkat perbaikan prestasi dan kepuasan para anggota organisasi dengan lebih
tinggi. Pengembangan organisasi adalah suatu usaha jangka panjang untuk
memperbaiki proses-proses untuk memperbaiki proses-proses pemecahan masalah dan
pembaharuan organisasi, terutama melalui manajemen budaya organisasi yang lebih
efektif dan kolaboratif, dengan tekanan khusus pada budaya tim-tim kerja formal
dengan bantuan pengantar perubahan, penggunaan teori dan teknologi ilmiah
keperilakuan terapan, mencakup riset kegiatan.
BAB XII
MANAJEMEN
KONFLIK
A.
Definisi Konflik
Konflik biasanya
timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi,
hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Konflik organisasi adalah ketidak
sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota / kelompok-kelompok organisasi
yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya -
sumber daya yang terbatas atau kagiatan-kegiatan kerja atau karena kenyataan
bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
B.
Jenis-jenis Konflik
1.
Konflik dalam diri
individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang
pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan
pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan
lebih dari kemampuannya.
2.
Konflik
antar individu, hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan
kepribadian.
3.
Konflik
antara individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi
tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
4.
Konflik
antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan
kepentingan antar kelompok.
5.
Konflik
antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam
sistem perekonomian suatu negara.
C.
Metoda-metoda Pengelolaan Konflik
1.
Metoda stimulasi konflik,
meliputi ; a) pemasukan atau penempatan orang luar ke dalam kelompok, b)
penyusunan kembali organisasi, c) penawaran bonus / pembayaran insentif dan
penghargaan untuk mendorong persaingan, d) pemilihan manajer-manajer yang tepat,
f) perlakuan yang berbeda dengan
kebiasaan.
2.
Metoda
pengurangan konflik, metoda ini mengelola tingkat konflik melalui “pendinginan
suasana”, tetapi menangani masalah-masalah yang semula menimbulkan konflik.
Meliputi : a) mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang
lebih bisa diterima kelompok, b) mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan
untuk menghadapi “ancaman/musuh” yang sama.
3.
Metoda
Penyelesaian konflik, penyelesaian dimana mencangkup perubahan dalam struktur
organisasi, dan mekanisme koordinasi. Ada tiga metoda penyelesaian konflik yang
sering digunakan yaitu : a) dominasi atau penekanan, b) kompromi, dan c)
pemecahan masalah integrasi.
D.
Konflik Struktural
Dalam organisasi
klasik ada empat daerah struktural dimana konflik sering timbul:
1.
Konflik
hirarki, yaitu konflik antara berbagai tingkatan organisasi (ex: Manajemen
puncak konflik dengan dewan direktur).
2.
Konflik
fungsional, yaitu antara berbagai departemen fungsional organisasi (ex: konflik
antara departemen produksi dengan departemen pemasaran).
3.
Konflik
lini-staf, yaitu konflik antara staf (ex: adanya perbedaan-perbedaan yang
melekat pada personalia lini dan staf).
4.
Konflik
formal-informal, yaitu konflik antara organisasi formal dan informal.
BAB XIII
PENGAWASAN
A.
Dasar-dasar Proses Pengawasan
Pengawasan adalah proses untuk
“menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.
Tipe-tipe pengawasan
Feedforward control Concurrent control Feedback control
Proses pengawasan
B.
Teknik dan Metoda Pengawasan
Tugas Kelompok: 1) Perbedaan tipe
metoda pengawasan, 2) Penggunaan
anggaran dalam pengawasan, 3)
Metoda-metoda pengawasan anggaran khusus, 4)
Penggunaan pemeriksaan akuntan (Auditing) untuk pengawasan, 5) Analisa Break – Event, 6) Analisa rasio keuangan, 7) Penggunaan bagan Gantt, Pert dan CPM
BAB XIV
SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
A.
Definisi SIM
Sistem: sistem dapat
abstrak dan fisis, sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari
gagasan-gagasan / konsepsi-konsepsi yang salingn bergantungan. Sistem yang
bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerja sama untuk mencapai suatu
tujuan.
Informasi: data yang
telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi sipenerima dan mempunyai
nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang
sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.
Manajemen: ilmu atau
seni mengatur proses pemamfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Sistem Informasi Manajemen adalah pendekatan-pendekatan yang direncanakan dan disusun untuk
memberikan bantuan yang piawai yang memudahkan proses manajerial kepada pejabat
pimpinan.
B.
SIM, Komputer, dan Manajemen
Seperti yang telah diketahui bahwa informasi adalah data
yang telah diolah, artinya untuk mengambil keputusan. Jadi untuk memperoleh informasi, tindakan-tindakan
yang harus dilakukan yaitu:
1)
Teknik
mengumpulkan data, melalui 4 metode:
a.
melalui pengamatan sendiri
secara langsung
b.
melalui wawancara
c.
melalui perkiraan
koresponden/pembawa berita
d.
melalui daftar pertanyaan
2)
Operasi dan pengolahan data
Pada
dasarnya data adalah bahan mentah yang harus ditangani dan ditempatkan dalam
hubungannya yang berarti sebelum data tersebut menjadi bagi penerima. Untuk
menyusun data dan mendatangkan hasil yang berarti, beberapa kombinasi operasi
data dasar harus dilaksanakan.
Ada
sepuluh operasi dasar yang menghasilkan keluaran penting dapat dilihat dalam setiap
sistem informasi:
a. capturing/pencatatan data
b. pemeriksaan/verifying
c. penggolongan/classifying
d. penyusunan/penyortiran
e. peringkasan/summarizing
f. penghitungan/calculating
g. penyimpanan/storing
h. pengambilan kembali/retrieving
i. reproduksi
j. penyebaran pengkomunikasian
C.
Manajemen dan SIM
Manajemen
dipandang sebagai suatu kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Dalam
hubungannya antara manajemen dan SIM adalah untuk mengambil keputusan, dimana
suatu kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dibutuhkan untuk
memperbaiki hasil sistem keseluruhan dalam batas tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar